Siang hari usai shalat jum’at, terjadi kerumunan orang di
Terminal Arjasa, Jember. Bapak-bapak berdialek madura mengerumuni kami berempat
(saya, Mbay, Rindang, dan Ipung) dalam negosiasi harga angkutan. Ya, saya saat
itu memang sedang dalam survey pendahuluan KKL-3 yang pelaksanaannya masih sebulan
kemudian. Tapi bukan itu yang saya akan ceritakan. Kali ini saya akan
menceritakan perjalanan atau lebih tepatnya kunjungan ke Pantai Pasir Putih
Malikan (PAPUMA).
|
Tanjung PAPUMA (Sumber: Citra Geo Eye-Google Earth 2007) |
Negosiasi dengan supir-supir di Arjasa yang notabene adalah masyarakat
Madura memang tidak mudah. Kami cukup kerepotan beradu argumen disana. Selesai
urusan, kami langsung bergerak menuju selatan Jember. Melewati daerah kota
kearah Kaliwates kemudian turun ke selatan melewati kecamatan Jenggawah. Jalan
menuju Ambulu ini cukup lebar. Bus berukuran besar pun dapat lewat tanpa
kesulitan. Terus ke selatan sejauh 30 km dan berbelok ke arah kanan ketika
menemui baliho besar tanda gapura PAPUMA dan Watu Ulo.
|
Jalan Menuju PAPUMA |
Selanjutnya jalan
melipir bukit kapur sejauh 1 km disusul riuhnya hamparan hutan Jati. Sampai sini
jalan sudah mulai menyempit. Sekitar 3-4 m yang hanya cukup untuk satu bus
tanpa berpapasan. Di penghujung jalan terdapat pertigaan, ke arah kiri (timur) menuju
Watu Ulo, ke arah kanan (barat) menuju PAPUMA. Loket masuk kedua pantai ini
berbeda karena beda pengelolaan. Watu Ulo dikelola Pemkab sedangkan PAPUMA
dikelola Perhutani setempat.
|
Pintu Masuk PAPUMA |
Biaya masuk untuk pantai ini dikenakan sebesar Rp.5000,- /orang. Dari pintu masuk ini PAPUMA masih harus ditempuh dalam waktu 10 menit jika menggunakan kendaraan atau setara 30 menit bila berjalan kaki. Kita juga bisa menggunakan jasa angkutan ojek dengan ongkos Rp.5000,-.
Belum-belum kami langsung disuguhi oleh keindahan muara dengan view laut selatan di dekat pintu masuk. Kami pun menyempatkan berfoto dulu di jembatan ini.
|
Muara ... (gak tau namanya.hehe) |
Selanjutnya jalan menanjak melintasi tanjung dengan gear 1 pada sepeda motor. Lagi-lagi suguhan view pantai
exotic dari ketinggian yang semakin membuat penasaran. Jalan kemudian turun meninggalkan tanjung dan sampailah kami di PAPUMA. Terdapat parkiran yang cukup luas disini. Kami pun langsung memarkir motor dan segera menyisiri pantai.
Selanjutnya
sudah bisa ditebak, capture foto sana sini.
Pantai di teluk yang dikelilingi tanjung yang menjulang menciptakan suasana yang tak biasa. Belum lagi pasir putih yang membuat kami tak bosan berlarian diatasnya. Semakin mendekati tanjung, kondisi pantai semakin berbatu. Kami masih menahan diri untuk bermain air karena ingin terlebih dahulu naik ke atas tanjungnya. Jalan sudah dibuat bertangga untuk naik ke atas tanjung. Meskipun hanya naik sebentar, tetap saja membuat napas kembang kempis. Faktor umur mungkin.hehehe
|
Tangga menuju atas tanjung |
|
Semakin berbatu mendekati tanjung |
|
|
Dari atas tanjung, pemandangan tak kalah menarik. Saya bisa melihat dan membandingkan pantai sebelah barat dan sebelah timur tanjung. Dari atas juga terlihat jelas gaharnya Nusa Barong.
|
ki: Ujung Tanjung (latar belakang: Nusa Barong), ka: Foto (Rindang, Ipung, Mbay, Hasan) |
Tak sabar main air, kami langsung menceburkan diri di laut. Airnya cukup jernih, tetapi salinitasnya cukup tinngi untuk ukuran di pantai saya kira. Beberapa meter saja ke arah laut badan sudah tenggelam. Sesuai dengan ciri pantai selatan. Harap berhati-hati bagi yang tidak bisa berenang.
Oiya, di pantai ini juga banyak ditambatkan perahu-perahu nelayan lokal setempat. Namun nelayan-nelayan tersebut bukanlah penduduk disana. Mereka berasal dari desa-desa sekitar. Dengan kata lain, PAPUMA hanyalah sebagai tempat berlabuh kapal-kapalnya.
Hari mulai gelap, saatnya meninggalkan PAPUMA. Rintik-rintik hujan mengantarkan kepergian kami. Satu lagi pantai indah di Indonesia, di timur jauh Pulau Jawa. PAPUMA, keindahan yang tersembunyi.
indah... skali2 keliling ke Raja Ampat mas
ReplyDeletebus besar masuk parkiran atau parkir dibawah mas?
ReplyDeletedibawah dekat loket. jalan kaki lgi sekitar 15 menit. deket sih tapi jalannya naik turun
ReplyDeleteLuar biasa pengalamannya mas terimakasih sudah mau berbagi Tuhan memberkati, indonesia it's not perfect but indonesia it's awesome ( Thanks God I'm Indonesian)
ReplyDeletehttp://berduakelilingindonesia.blogspot.com/