Tuesday, September 20, 2011

CATATAN PERJALANAN GUNUNG ARGOPURO (3088 MDPL) PROBOLINGGO, JAWA TIMUR (7-16 Juli 2010) 1

7 Juli 2010
Kegiatan dimulai dengan berkumpul di kosan Vio yang terletak di Pondok Cina pukul 07.30 untuk melakukan pengecekan barang, briefing, dan berdoa sebelum berangkat. Sebelumnya tiga dari anggota kelompok kami sudah berangkat terlebih dahulu menuju Stasiun Pasar Senen untuk membeli tiket kereta api menuju Surabaya. Dari kosan Vio, tepatnya pukul 08.30 kami menunggu bis Mayasari Bhakti 134 jurusan Depok-Pasar Senen dijalan Margonda. Pukul 09.00 bis datang dan kami beserta para mentor langsung naik bis yang belum terisi penuh itu dan berangkat menuju Stasiun Pasar Senen. Ada dua anggota yang berangkat menyusul karena ada SP dan bangun kesiangan.

Kereta sebelum berangkat, St.Tg.Priok
Sampai di Stasiun Pasar Senen pukul 10.00. Tiket kereta sudah ditangan. Kami menaiki kereta Kertajaya kelas ekonomi dengan harga tiket Rp 43.500,- yang berangkat pukul 15.30. Kami datang lebih awal karena pada hari itu kereta Kertajaya tidak memberikan nomor duduk melainkan bebas tempat duduk. Setelah beberapa lama menunggu dan bertanya kesana-kemari, kami dapat informasi bahwa kereta Kertajaya start dari Stasiun Tanjung Priok. Dengan memastikan bahwa kereta benar-benar start dari Tanjung Priok, pukul 11.20 kami langsung berangkat menuju Stasiun Tanjung Priok dengan menaiki Metromini 24 dari depan Stasiun Pasar Senen. Sampai di Stasiun Tanjung Priok memang benar sudah ada kereta Kertajaya yang sedang menunggu jam keberangkatan. Akhirnya kami naik dari stasiun tersebut dan keretanya masih kosong sehingga kami mendapat tempat yang lumayan nyaman. Beberapa orang yang menyusul keberangkatannya sampai pada pukul 13.30. dan kereta pun berangkat menuju Surabaya pukul 15.41.

8 Juli 2010
Elf atau Lin di Besuki
Sesampainya di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, pukul 09.25 kami beristirahat sejenak. Dua orang dari kami mencari kendaraan yang menuju terminal Bungurasih. Tepatnya pukul 10.28 kami semua menaiki bis P-06 jurusan Merak-P.Turi dari pertigaan tidak jauh dari stasiun. Pukul 11.10 sampai di terminal Bungurasih. Kamipun beristirahat dan makan siang sambil mencari bis menuju Probolinggo. Selesai makan dan istirahat, kami langsung menaiki bis jurusan Surabaya-Banyuwangi pada pukul 12.05 dan turun di terminal Bayuangga Probolinggo pukul 15.10. Sempat bingung bertanya-tanya arah menuju desa Baderan akhirnya kami menaiki bis jurusan Situbondo-Bondowoso dan turun di alun-alun Besuki pukul 17.05. Dekat alun-alun terdapat Alfa Mart sehingga beberapa dari kami membeli air dan makanan yang masih kurang. Kami menyewa mobil elf yang biasa disebut dengan taxi atau “lin” oleh masyarakat setempat yang memang biasa dipakai oleh para pendaki yang menuju Baderan. Pukul 17.30 berangkat dan sampai desa Baderan pukul 18.20

Begitu sampai kami bertemu dengan pendaki yang baru saja turun dari jalur baderan. Kami mengobrol sedikit menannyakan informasi mengenai jalur. Setelah itu kami langsung lapor kepada Pos KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Baderan dan mengalami sedikit masalah karena kami tidak membawa SIMAKSI (Surat Izin Masuk Wilayah Konservasi). Dengan lobi yang cukup gencar, akhirnya kami diizinkan mendaki tanpa SIMAKSI dengan syarat jika kembali lagi untuk mendaki harus membawa SIMAKSI. Setelah proses perizinan selesai, kami beristirahat ditempat yang memang sudah disediakan untuk para pendaki.

9 Juli 2010
Shelter 3, Pemberhentian ojek
Kegiatan dimulai dengan bangun pukul 05.00 untuk persiapan dan sarapan. Beberapa pergi ke pasar dengan menaiki ojek karena lokasi pasar cukup jauh. Beberapa melakukan negosiasi dengan tukang ojek offroad yang biasa mengantarkan pendaki sampai Mata Air 1 bahkan sampai Cikasur. Tetapi dengan kondisi jalur yang cukup becek, para tukang ojek hanya berani mengantar sampai ke Shelter 3 dengan ongkos Rp 20.000,-. Pukul 08.10 kamipun menaiki 10 ojek yang diperuntukkan 17 orang dengan 17 carrier penuh terisi barang. Sehingga beberapa ojek mengangkut 2 orang 1 carrier atau 2 carrier 1 orang. Suatu perjalanan yang penuh getaran dan tidak dapat dipikirkan dengan akal sehat menggunakan sepeda motor yang nampak sudah akan rontok spare parts nya, dengan beban berat, jalan berbatu, dan pastinya menanjak.

Pukul 08.45 kami sampai di Shelter 3. Di Shelter 3 kami beristirahat sejenak karena ternyata naik ojek offroad cukup melelahkan juga. Kami melakukan pemanasan dan orientasi medan disini dan melanjutkan trekking pukul 09.40. Sesuai dengan informasi yang kami punya memang betul jalur Baderan landai dan hanya sedikit saja jalur yang cukup curam sehingga kami tidak terlalu lelah. Kami istirahat makan siang di area datar ditengah perjalanan pukul 12.35 selama 1 jam. Dan melanjutkan perjalanan yang masih tergolong landai dan sampai di Pos Mata Air 1 pukul 14.30. Disana kami mendirikan tenda, istirahat, makan malam, dan tidur.

10 Juli 2010
Camp Mata Air 1
Kami bangun pukul 05.00 untuk memasak dan persiapan trekking. Kemudian mulai berangkat pukul 09.05. Belum jauh berjalan, perjalanan terhenti sejenak karena salah seorang dari kami yang sedang haid mengalami sakit perut. Akhirnya kami sharing barang untu meringankan bebannya. Setelah cukup pulih, kamipun melanjutkan perjalanan kembali.
Mata Air 1
Jalur sudah mulai agak terjal dengan vegetasi didominasi dengan rumput-rumput dan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Ditengah perjalanan terdapat bekas batang pohon terbakar yang disampingnya terdapat pohon besar. Menurut petugas pos KSDA kita harus meninggalkan permen atau rokok ditempat itu. Karena tidak mau ambil resiko, kamipun melakukan hal tersebut.
Cukup lama kami berjalan dan merasa lelah, rasa lelah tersebut rasanya hilang begitu melihat sabana yang cukup luas nan indah dengan rumput-rumput yang cukup lebat dan empuk untuk ditiduri. Sebuah pohon besar gagah berdiri ditengah-tengahnya. Itulah Alun-alun Kecil. Kamipun beristirahat makan siang disana tepatnya pukul 12.30. Angin yang bertiup kencang mulai terasa dingin karena terlalu lama beristirahat, kamipun melanjutkan perjalanan pukul 13.45.
Alun-alun kecil
Jalur pun menanjak dengan terjal karena kami mengitari gunung Jambangan. Setelah itu melewati beberapa sabana seperti alun-alun kecil dan landai hingga akhirnya kami menemui sabana luas yang jauh lebih luas dari yang sebelumnya. Sebuah sungai kecil mengalir cukup deras dengan air yang sangat jernih. Disini juga terdapat bekas pondasi bangunan serta bekas landasan terbang dan sebuah saung kecil dari kayu. Dan kami yakin bahwa tempat ini adalah Cikasur. Pukul 16.20 saat itu dan langsung mendirikan tenda dan beristirahat. Oh ya, di sungai kecil ini terdapat selada air yang boleh diambil sesuka hati untuk dimakan para pendaki. Di sungai ini kami juga mengisi persediaan air dan beberapa dari kami membersihkan diri.

No comments:

Post a Comment