Minggu, 16
Oktober 2011
Pos1 Waturejeng |
Pukul 04.00 kami bangun. Dua
orang memasak sarapan, lainnya beres-beres packing segala perlengkapan. Pukul
05.30 kami sudah siap untuk berangkat. Matahari sudah cukup terang, namun udara
pagi di luar pondok masih cukup dingin. Awal trekking dilakukan cukup semangat.
Jalan mulai menanjak ketika jalur berubah menjadi kon blok. Setelah itu kembali
melipir panjang hingga akhirnya tiba di Pos1 (Waturejeng). Satu jam waktu
tempuh kami dari Ranu Pane. Cukup cepat saya kira. Kemudian lanjut melipir
masih pada sisi timur bukit. Cuaca hari itu cukup cerah dan memudahkan kami
dalam mempercepat langkah kaki. Pos1, Pos2, dan Pos3 terlewati. Kondisi pos
hampir serupa yakni bangunan permanen dengan atap di sisi jalur. Kondisi jalur
pun masih serupa dengan dominasi perdu dan beberapa longsoran di beberapa titik.
Ranu Kumbolo 2400 m dpl
Trek Menuju RaKum |
Setelah Pos3 jalur mulai menanjak
tajam, kemudian di susul oleh trek menurun yang membuat kaki melangkah cepat
dengan sendirinya. Selanjutnya terbentanglah pemandangan indah ciptaan yang
maha pencipta. Sebuah bak besar berukuran dua kali lapangan bola menyambut
kami. Ya, Ranu Kumbolo memancarkan pesonanya. Warna airnya terlihat hijau efek
polarisasi cahaya. Terdengar pula bunyi kretekretek suara vegetasi terbakar. Saat
itu memang sedang terjadi kebakaran hutan di TNBTS. Api mengelilingi danau
dengan asap putih tebal membumbung. Beruntung tidak ada api di sepanjang jalur
saat itu.
Setelah mengambil sedikit gambar,
kami melanjutkan kembali perjalanan menuju tepian Ranu Kumbolo. Jarak mata yang
tadi terlihat dekat ternyata jauh juga. Kami harus mengelilingi danau dengan
naik turun bukit untuk sampai di shelter Ranu Kumbolo. Sebetulnya ada satu pos
lagi sebelum tiba di Ranu Kumbolo. Tapi saat itu kondisi Pos4 sudah rusak
akibat terjangan angin tampaknya.
Kepulan Asap disekeliling RaKum |
Tiba di tepi danau kami segera
membuat teduhan dengan flysheet. Pukul 09.00 saat itu. Rencanannya kami akan
istirahat hingga tengah hari nanti sebelum melanjutkan ke Kalimati. Bersantai ria
sambil memasak dan menikmati suasana Ranu Kumbolo adalah kegiatan yang kami lakukan
saat itu.
Indahnya... |
Pasang Flysheet di Tepi RaKum |
Tidur di Tepi RaKum. Adem Bener.., |
Pukul 12.00 kami mulai beranjak
dari Ranu Kumbolo. Its time to step foot on Tanjakan Cinta. Mitos yang beredar
nampaknya mempengaruhi gaya jalan kami. Barangsiapa yang melewati Tanjakan
Cinta dengan memikirkan seseorang yang dicintainya tanpa berhenti dan menoleh
ke belakang, maka cintanya akan terlaksana. Paling tidak begitu kira-kira bunyi
mitos yang banyak berkembang. Sekejap suasana pun menjadi hening. Tak ada
tolehan kebelakang, tak ada gurau canda tawa yang biasa kami lakukan. Tiap dari
kami sibuk dengan urusannya masing-masing. Urusan yang berkaitan dengan cinta
tentunya.hahaha
Tanjakan Cinta |
Oro-Oro Ombo dan Cemoro Kandang
habis terbakar
Hosh hoshh.. huufh..,
Capek juga melewati Tanjakan Cinta. Lerengnya sekitar
65 % saya kira. Kami beristirahat sejenak dipenghujung tanjakan. Di depan kami
terlihat Lembah besar yang habis terbakar. Sepertinya baru saja, mungkin
kemarin atau hari sebelumnya api menyapu alang-alang lembah ini. Terlihat api
sudah bergerak ke timur menuju sisi timur gn.Kelopo. Begitu juga dengan Cemoro
Kandang yang kondisinya tidak jauh berbeda. Asap karbon memaksa kami
menggunakan masker, itupun masih terasa sesak di paru-paru. Efeknya kepala
menjadi pusing dan cepat capek. Padahal tanjakan di Cemoro Kandang hanyalah tanjakan
yang biasa-biasa saja. Sekeliling terlihat hitam dan bau gosong menyengat
hidung. Hanya jalur pendakian yang terlihat tidak menghitam.
Akhir Tanjakan Cinta. Tampak depan Oro-oro Ombo |
Cemoro Kandang Habis Terbakar |
Jambangan
Foto Bersama Bule |
Asap dan medan yang hangus mulai
menghilang dan kami pun tiba di Jambangan. Dari Jambangan terlihat Mahameru tegap
berdiri dengan gagahnya. Masih sangat tinggi dari tempat kami berdiri saat itu.
Garis sempit terlihat membelah lereng Semeru sampai ke puncaknya. Itu adalah
jalur pendakian, terlihat mencolok dengan pasir disekitarnya. Di Jambangan ini
kami beristirahat cukup lama sambil menyeruput teh manis hangat. Kami juga berpapasan
dengan rombongan bule yang juga hendak menaklukan Mahameru. Kami sempat menyapa
dan terlibat obrolan kecil dengan mereka. Mereka adalah bule Prancis yang
sedang berwisata. Berbeda dengan kami yang akan camp di Kalimati, bule-bule ini bilang akan mendirikan Camp di Arcopodo. Mereka
di temani seorang guide dan beberapa orang porter lokal disana.
Kalimati 2900 m dpl
Kalimati 2900 m dpl |
Setelah Alun-alun Jambangan jalur
kembali menurun. Di beberapa titik masih terlihat tanda-tanda bekas terbakar. Sekumpulan
edelweis menyambut kami di Kalimati. Pukul 15.30 saat itu. Kalimati ini mirip dengan
Alun-alun Suryakencana yang ada di gn.Gede. Celah yang cukup lebar yang diapit
Mahameru dan gn.Kelopo. Kami mendirikan tenda tidak terlalu jauh dari jalur menuju
Sumber Mani agar mudah jika ingin mengambil air. Suasana Kalimati saat itu sangat
sepi. Tidak ada pendaki lain selain kami. Sehabis makan kami langsung tidur karena
malam nanti harus bangun untuk persiapan Summit Attack.
Sekitar Pukul 09.00 kami
dikejutkan oleh suara beberapa orang membangunkan kami. Nampaknya mereka adalah
pendaki yang bersama kami di rumah Pak Laman di Tumpang. Mereka minta
diantarkan ke Sumber Mani karena tidak tahu jalan kesana. Ada-ada saja saya
pikir, malas juga malam dingin begitu harus turun ke lembah mengambil air. Akhirnya
kami berikan saja 3L air yang kami miliki untuk mereka daripada harus ke Sumber
Mani.
Bersambung ke part3...
mau ninggalin jejak dikit ah kesian bener ga ada yang komen abisan lol
ReplyDeletekalo bisa mah buat foto ditulis waktu pengambilan sama fotografer gan sama anglenya jadi perbanyak fotonya juga, kan kalo orang baca blog tentang trip biasanya lebih tertarik liat poto-potonya :thumbup:
terus kalo bersambung gini kasih link ke part selanjutnya dan sebelumnya gan biar yang baca tinggal klik aje gausah cari-cari lagi. #FWIW
hihihi,,baru dapet ide buat komen.... ajak ke sini ya,kaya yang lo janjiin ke gw...gw tunggu itu :).....
ReplyDeletecuma mau ngingetin, kemana pun lu pergi inget sama yang buat,makin rendah diri,dan ceritain ke gw tentang indahnya Indonesia....hohohoho